Kuliah Umum Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan bersama Dr. Emmanuel Manangkalangi, S.Pi., M.Si.

Senin, 27 Maret 2023 Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan telah melaksanakan kuliah umum secara hybrid sebagai salah satu peningkatan wawasan bagi mahasiswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Kuliah umum kali ini berjudul “Konservasi Ikan Endemik Papua dan Papua Barat” dipaparkan oleh Dr. Emmanuel Manangkalangi, S.Pi., M.Si. dari Universitas Papua. Kuliah umum ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan khususnya mahasiswa angkatan 2020 yang saat ini sedang menempuh mata kuliah Konservasi Sumberdaya Perairan.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Dekan FPIK, Dr Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. “Indonesia sebagai megabiodiversity memerlukan perhatian khusus dan prioritas dalam berbagai aspek. Indonesia dimasa depan ada ditangan para mahasiswa. Mahasiswa merupakan agent of change yang dalam masa depan yang akan terjun langsung dalam pengelolaan sumberdaya Indonesia, bukan lagi kita para dosen. Selain itu, Dekan FPIK berharap kedepannya terdapat kerjasama antara FPIK UNSOED dan UNIPA dalam pertukaran mahasiswa atau riset kolaborasi:

Dr. Emmanuel Manangkalangi dalam paparannya menyampaikan bahwa tingginya keanekaragaman hayati di Papua disebabkan oleh kompleksitas pembentukan geologis Papua sehingga terbentuk ekosistem yang komplek yang berpengaruh terhadap tingginya keanekaragaman hayati. Papua memiliki ekosistem yang sangat beragam mulai dari Danau asin, perairan dalam sistem karst, dan lainnya sebagainya. Keunikan ekosistem tersebut juga menjadi tingginya endemisitas pada fauna karena adanya isolasi habitat sehingga terdapat berbagai macam barier.  Seperti Oxyeleotris colasi (Eleotridae), Eviota gunawanae, Hemiscyllium galei (Hiu berjalan). Berdasarkan data terbaru di perarian tawar di New Guinea terdapat 487 spesies ikan (Allen 2022).

Aktivitas Antropogenik menjadi ancaman terbesar bagi kehidupan satwa khususnya ikan, karena kemungkinan banyak spesies yang akan punah sebelum teridentifikasi ditambah dengan ahli taksonomi ikan yang semakin menurun. Zona riparian semakin berkurang dan hilang akibat konversi lahan sehingga area pemijahan dan pembesaran ikan juga menurun, khususnya Ikan pelangi. Startegi konservasi yang ditawarkan untuk Ikan Pelangi Arfak baik secara in situ dan ex situ. Secara insitu dilakukan melalui perlindungan terbatas, restorasi habitat, dan peningkatan pengetahuan dan kepedulian. Sedangkan secara ex situ dapat dilakukan penangkaran untuk perkembangbiakan dan pelepasliaran. Konservasi tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, tetapi harus melibatkan multi-stakeholder. Konversi juga bukan tentang melindungi sumberdaya alam tanpa memanfaatkannya, tetapi bagaimana memanfaatkan sumberdaya alam dengan tetap menjaga kelestarian dan keutuhannya. Tidak hanya mementingkan nilai manfaat dari sebuah sumberdaya tetapi juga melihat nilai intrinsik yang ada pada sumberdaya tersebut.
 

Salam Konservasi, Salam Lestari. 

 
 
 

Contact us

Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan
Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr. Soparno, Komplek GOR Soesilo Soedarman
Karangwangkal Purwokerto 53122

Telp/fax: (0281) 642360
email : fpik.unsoed@gmail.com
 

Education - This is a contributing Drupal Theme
Design by WeebPal.