Purwokerto, 4 Oktober 2025 — Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui penyelenggaraan Uji Kompetensi Klaster Pengelolaan Bisnis Perikanan bagi tenaga pendidik. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama dengan Tempat Uji Kompetensi (TUK) Tangkas Bogor, salah satu TUK di bawah Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) yang telah memiliki lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Pelaksanaan uji kompetensi ini menggunakan mekanisme TUK Tempat Kerja dan merupakan bagian dari program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN) Tahun 2025, yang berfokus pada peningkatan kompetensi tenaga pendidik agar selaras dengan kebutuhan industri dan dunia kerja. Tahap awal kegiatan diikuti oleh 25 peserta yang merupakan dosen dari berbagai program studi di lingkungan FPIK Unsoed.
Proses asesmen dipandu langsung oleh dua asesor profesional dari TUK Tangkas Bogor, yaitu Dr. Endang Suhaedy dan Lilis Supenti, S.Pi., M.Si., yang memiliki rekam jejak panjang dalam sertifikasi kompetensi sumber daya manusia bidang perikanan dan kelautan. Penilaian dilakukan melalui serangkaian tahapan observasi, wawancara, dan verifikasi bukti kompetensi berdasarkan standar nasional yang ditetapkan oleh BNSP.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan FPIK Unsoed, Prof. Dr. Ir. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si., IPU dan dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas, yaitu Dr. Nuning Vita Hidayati, S.Pi., M.Si. (Wakil Dekan Bidang Akademik) serta Dr.Pi. Rose Dewi, S.Kel., M.Si., IPU (Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan). Dalam sambutannya, Prof. Endang Hilmi menegaskan bahwa sertifikasi kompetensi bagi dosen merupakan langkah strategis untuk memperkuat penerapan Tridharma Perguruan Tinggi, sekaligus memastikan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan industri.
“Tenaga pendidik memiliki peran kunci dalam menyiapkan lulusan yang kompeten. Karena itu, dosen perlu lebih dulu tersertifikasi agar memiliki pemahaman menyeluruh terhadap standar kompetensi nasional. Melalui kolaborasi dengan TUK Tangkas, kami berharap FPIK dapat menjadi pusat penguatan kapasitas akademik dan profesional di bidang perikanan,” ujar Prof. Endang Hilmi.
Sementara itu, asesor TUK Tangkas Dr. Endang Suhaedy menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif FPIK Unsoed yang melibatkan tenaga pendidik sebagai peserta tahap awal.
“Langkah FPIK ini sangat strategis. Sebelum mahasiswa diuji, dosennya harus lebih dulu memahami standar kompetensi yang diakui secara nasional. Ini menjadi fondasi kuat bagi proses pembelajaran berbasis kompetensi di perguruan tinggi,” ungkapnya.
Pelaksanaan uji kompetensi ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan sertifikasi berkelanjutan, di mana tahap berikutnya akan ditujukan bagi mahasiswa FPIK Unsoed pada tanggal yang telah dijadwalkan secara terpisah. Dengan demikian, seluruh sivitas akademika baik dosen maupun mahasiswa diharapkan memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui secara nasional untuk mendukung peningkatan daya saing lulusan.
Ke depan, FPIK Unsoed masih mempunyai peluang memperluas kerja sama dengan TUK Tangkas dan LSP-KP dalam bentuk pelatihan vokasional, pengembangan teaching factory, serta sertifikasi lanjutan di bidang akuakultur dan bisnis perikanan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa FPIK Unsoed tidak hanya berfokus pada pengajaran dan penelitian, tetapi juga berkomitmen membangun ekosistem kompetensi profesional yang mendukung keberlanjutan pendidikan dan industri perikanan nasional maupun global.