Purwokerto, 26 November 2025- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam rangka Dies Natalis UNSOED dan FPIK melalui program “Pengembangan Teknologi Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber)”, yang dilaksanakan pada 26 November 2025 dan bertempat di Pendopo Sasana Tunggal Karsa, Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh berbagai unsur sivitas akademika dan mitra desa, yaitu Dekan FPIK, Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum, Ketua Jurusan Perikanan, Ketua Jurusan Ilmu Kelautan, serta Sekretaris Desa Kalisari sebagai perwakilan pemerintah Desa. Hadir pula Kepala Sekolah RA Diponegoro, Narasumber Emyliana Listiowati, S.Si, M.Sc, serta para Dosen dan Mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan program Budikdamber di Desa Kalisari.
Sambutan Kepala Desa Kalisari disampaikan oleh Sekretaris Desa, Bapak Karno, yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Pengabdian Masyarakat Budikdamber di Desa Kalisari. Beliau menyebutkan bahwa kegiatan seperti ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di desa tersebut, dan sangat relevan mengingat lahan pemukiman desa yang terbatas hanya 70 hektar. Dengan kondisi tersebut, teknologi Budikdamber dinilai menjadi solusi tepat untuk meningkatkan produktivitas perikanan di ruang yang sempit. Desa Kalisari memiliki tiga kelompok perikanan yang diwakili oleh 20 peserta hadir dalam kegiatan ini.
Kepala Sekolah RA Diponegoro, Ibu Hj. Rofiqoh, S.Pd, mengucapkan selamat atas perayaan Dies Natalis UNSOED dan FPIK, serta berterima kasih karena RA Diponegoro dipilih sebagai lokasi pelaksanaan pengabdian masyarakat bertema Gemarikan. Ia menuturkan bahwa kegiatan Gemarikan sangat penting untuk dikenalkan kepada siswa sejak dini agar dapat meningkatkan minat konsumsi ikan pada anak-anak, sehingga berdampak baik pada pemenuhan gizi serta pembiasaan pola makan sehat sejak usia sekolah.
Ketua panitia, Tohap Simangunsong, S.Pd., M.Sc, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Desa Kalisari memiliki tiga kelompok pembudidaya ikan, yaitu Mina Sari 1 Sejahtera, Mina Sari 2, dan Mina Sari 3. Ia menekankan bahwa Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) merupakan metode yang sangat sesuai untuk meningkatkan produksi perikanan di lahan-lahan terbatas. Selain sederhana, kit Budikdamber dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan masyarakat, baik dari sisi jenis ikan yang dibudidayakan maupun sayuran yang ditanam, sehingga dapat menjadi pilihan budidaya praktis dan produktif.
Dekan FPIK, Prof. Dr. Ir. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa Budikdamber sejalan dengan upaya meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi desa. Beliau menyampaikan bahwa budidaya ikan skala rumah tangga penting dikembangkan karena mampu menyediakan protein hewani dengan biaya terjangkau, terutama bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan. Dengan harapan agar program ini membawa manfaat nyata bagi warga Desa Kalisari, Prof. Endang kemudian resmi membuka jalannya acara pengabdian masyarakat ini sekaligus menyerahkan bantuan sarana prasarana produksi budikdamber kepada masyarakat pembudidaya ikan.
Sesi pemaparan materi dipandu oleh narasumber, Ibu Emyliana Listiowati, S.Si., M.Sc., yang membawakan materi mengenai konsep dan teknik Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber). Beliau menjelaskan komponen utama sistem Budikdamber, cara memilih benih ikan dan jenis tanaman yang cocok, serta langkah perawatan yang mudah diterapkan oleh masyarakat. Melalui pemaparannya, Ibu Emyliana berharap peserta dapat memanfaatkan Budikdamber sebagai alternatif budidaya skala rumah tangga yang sederhana, efisien, dan mendukung peningkatan ketersediaan pangan keluarga.
Materi mengenai pengelolaan kualitas air Budikdamber disampaikan oleh Bapak Agung Cahyo Setyawan, S.Pi., M.Si. Beliau menjelaskan bahwa kualitas air pada sistem Budikdamber dapat menurun jika tidak dikelola dengan baik, sehingga suhu harus stabil, pH tetap netral, dan amonia dijaga rendah. Kestabilan suhu dapat dibantu dengan penempatan wadah yang tepat, pengaturan padatan, serta penggunaan pelindung alami seperti daun. Sementara itu, pH dan racun dalam air dikendalikan melalui penggunaan probiotik, manajemen pakan, dan pergantian air berkala. (ANA)


