Purwokerto, 9-10 November 2024 – Dalam langkah strategis untuk meningkatkan kapabilitas di bidang kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bekerja sama dengan Binus University dan NVIDIA mengadakan workshop serta sertifikasi kompetensi "Fundamentals of Deep Learning". Workshop yang berlangsung selama dua hari ini berfokus pada pemanfaatan teknologi deep learning (DL) sebagai alat bantu riset inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam studi perikanan dan kelautan.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Dekan FPIK Unsoed, Prof. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si., yang menggarisbawahi pentingnya kecerdasan buatan dalam menciptakan terobosan baru di berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk perikanan dan kelautan. “Kecerdasan buatan dapat menjadi lompatan besar dalam riset kami, memungkinkan kami untuk memahami lebih dalam tentang ekosistem laut, analisis stok ikan, serta prediksi kondisi lingkungan,” ujar Prof. Endang. Ia berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat kapabilitas riset dengan teknologi terbaru.
Sambutan kedua datang dari Prof. Bens Pardamean, B.Sc., M.Sc., Ph.D., perwakilan dari Binus University, yang menyoroti pentingnya kesiapan untuk menyambut perkembangan teknologi seperti AI, ML, dan DL. "Kita berada di era dimana teknologi seperti AI dan DL bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan penguasaan teknologi ini, kita mampu menghadapi tantangan riset dengan lebih optimal, memaksimalkan sumber daya, dan meningkatkan kualitas hasil penelitian," ujar Prof. Bens.
Workshop ini dipandu oleh dua instruktur ahli, yaitu Kuncahyo Setyo Nugroho, S.Kom., M.Kom., dan Mahmud Isnan, S.Kom., M.Eng., yang memiliki pengalaman mendalam di bidang deep learning dan aplikasinya dalam riset. Hari pertama pelatihan berfokus pada teori dan dasar-dasar deep learning, dimana peserta belajar memahami struktur jaringan saraf buatan (neural network) serta proses pelatihan dan evaluasi model DL. Pada hari kedua, peserta mengikuti sesi spesial yang memperkenalkan kasus aplikasi deep learning di bidang perikanan dan kelautan, seperti identifikasi dan segmentasi data perikanan.
Dukungan dari perangkat khusus NVIDIA yang dirancang untuk kebutuhan DL memungkinkan peserta untuk langsung menerapkan teori ke dalam praktik dengan efisien. Para dosen dan mahasiswa yang hadir dari FPIK Unsoed tampak antusias mengikuti sesi-sesi pelatihan, mendapatkan pemahaman dan keterampilan praktis yang siap diterapkan dalam penelitian mereka.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, FPIK Unsoed berharap dapat menjadi pionir dalam penelitian berbasis AI di bidang perikanan dan kelautan di Indonesia. Kerjasama ini juga membuka pintu untuk kolaborasi riset yang lebih mendalam dengan Binus University dan NVIDIA melalui pusat riset Artificial Intelligence Research and Development Center (AIRDC) dan Bioinformatics & Data Science Research Center (BDSRC). Sinergi ini diharapkan akan membawa inovasi dalam penelitian perikanan dan kelautan serta memperkuat posisi Unsoed sebagai pelopor dalam pemanfaatan AI untuk kesejahteraan ekosistem perairan Indonesia