Bogor, 17–18 September 2025 – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman (FPIK Unsoed) turut berperan aktif dalam forum ilmiah internasional bergengsi, The 6th International Conference on Marine Sciences (ICMS 2025), yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB University) di International Convention Center (IICC) Bogor.
Mengusung tema “Advancing Marine Science for a Sustainable Blue Economy”, konferensi ini menjadi wadah penting bagi akademisi, peneliti, pengambil kebijakan, dan praktisi dari berbagai negara untuk mendiskusikan isu strategis di bidang ilmu kelautan, perikanan, serta pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Dekan FPIK Unsoed, Prof. Dr. Ir. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si, hadir langsung dalam kegiatan ini bersama para pakar kelautan dan perikanan nasional maupun internasional. Kehadiran beliau mencerminkan komitmen Unsoed dalam mendukung pembangunan ilmu kelautan berbasis riset dan inovasi untuk mendorong blue economy yang berkelanjutan di Indonesia.
“Partisipasi FPIK Unsoed dalam ICMS 2025 merupakan langkah strategis untuk memperkuat jejaring internasional sekaligus menunjukkan kontribusi nyata perguruan tinggi dalam mendukung tata kelola sumber daya kelautan yang berwawasan keberlanjutan,” ujar Prof. Endang Hilmi.
Tentang Konferensi ICMS 2025
Indonesia memiliki wilayah pesisir dan laut yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati serta sumber daya alam, namun sebagian besar potensinya masih belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, posisi strategis Indonesia yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Hindia, perannya dalam sirkulasi termohalin global melalui Indonesian Throughflow (ITF), serta topografi kompleks yang memicu gelombang internal dan turbulensi, menjadikan kawasan ini sangat penting bagi dinamika oseanografi dunia. Proses-proses tersebut berpengaruh besar terhadap distribusi kehidupan laut dan ekosistemnya.
Sektor kelautan dan perikanan menawarkan peluang besar untuk pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang, mulai dari pangan, farmasi, hingga bioenergi. Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan serius akibat aktivitas manusia seperti eksploitasi berlebihan, pencemaran, hingga dampak perubahan iklim yang mengancam ketahanan ekosistem.
Untuk menjawab tantangan tersebut, inovasi teknologi termasuk digitalisasi, big data, dan kecerdasan buatan didorong sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing tanpa mengorbankan keberlanjutan. Perkembangan di berbagai disiplin ilmu kelautan, mulai dari biologi, taksonomi molekuler, bioteknologi laut, hingga oseanografi, menjadi kunci dalam pengelolaan sumber daya, eksplorasi, serta pengembangan hayati laut secara berkelanjutan. Kolaborasi lintas disiplin antarpeneliti juga diharapkan dapat mempercepat penelitian, memperkuat standar kualitas, serta mendorong lahirnya inovasi dan usaha baru.
Sejak awal penyelenggaraannya, ICMS telah terbukti menjadi platform efektif dalam memfasilitasi interaksi dan kolaborasi lintas negara. Pada penyelenggaraan keenam tahun 2025 ini, ICMS kembali menghadirkan agenda berbagi pengetahuan, diskusi, dan kemitraan internasional.
Topik Konferensi
ICMS 2025 mengangkat enam bidang utama, yaitu:
- Ocean Science and Climate Change
- Marine Technology and Innovation
- Marine Biodiversity and Eco-Biology
- Marine Protected Area & OECM (Other Effective Area-Based Conservation Measures)
- Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM)
- Blue Economy and Fisheries Stock
Konferensi ini terselenggara berkat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia, Global Environment Facility (GEF), dan World Wide Fund for Nature (WWF).
Melalui ajang internasional ini, FPIK Unsoed menegaskan posisinya sebagai institusi yang aktif mendorong pengembangan ilmu dan praktik pengelolaan sumber daya kelautan, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga pada level global